Untuk menguji bagaimana burung gelatik berkomunikasi, para peneliti menempatkan model tiga hewan yang berbeda yaitu ular, burung gagak, dan martens di dekat sarang burung tersebut. Selanjutnya, para peneliti ini merekam dan menganalisis respon dan tingkah laku dari burung gelatik.
‘Induk burung biasanya membuat suara panggilan alarm ketika mereka melihat hewan predator mendekati sarangnya’ kata Suzuki. Burung gelatik mengeluarkan suara alarm “jar.. jar..” yang merupakan alarm khusus untuk menyebutkan ular, dan suara alarm “chicka.. chika..” ketika merespon kehadiran burung gagak dan martens.
Suzuki menjelaskan, burung kemungkinan telah berevolusi dengan apa yang disebut sistem komunikasi kombinatorial (Combinatorial Communication System), atau penggabungan nada berbeda untuk menghasilkan suara panggilan dengan arti yang berbeda.
Karena ular lebih mudah meluncur ke dalam sarangnya, maka burung akan menganggapnya sebagai predator dengan ancaman terbesar daripada mamalia mapun jenis burung lain seperti elang. Suzuki menambahkan, masuk akal juga kalau burung memiliki suara panggilan alarm tertentu / berbeda untuk mencirikan antara ular dan predator lainnya.
“Bahasa manusia juga berdasarkan pada aturan kombinatorial, yang memungkinkan kita untuk menghasilkan jumlah tak terbatas dari ekspresi (kata-kata) dari sebuah himpunan elemen yang terhitung (huruf). Demikian pula dengan burung gelatik yang bisa membuat kata ‘gagak’, atau ‘ular’ dengan menggabungkan berbagai jenis nada suara alarmnya,” ujar Suzuki.
Itulah kehebatan ciptaan Tuhan, meski hanya seekor burung, apalagi burung imut seukuran gelatik. Om Kicau juga pernah memuat berbagai penelitian yang menunjukkan kemampuan dan kepintaran burung gelatik, antara lain :
- Gelatik batu pun punya lingkaran pertemanan seperti Facebook
- Gelatik yang menggunakan puntung rokok untuk mengusir parasit
- Burung betina ternyata sering selingkuh
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar